Pendidikan Gratis Masih Gagal?

Wow, perhatikan potongan kalimat yang saya dapat dari sebuah milis yang saya ikuti:

“…. kalaupun ada sekolah gratis, itu hanya sampai tingkat SMP, dan hanya berlaku bagi sekolah negeri. Selebihnya, sekolah tingkat lanjut hanyalah untuk mereka yang mampu menanggung biayanya, tidak untuk orang-orang miskin ….”

Berikut balasan dari email tersebut:

“…kenapa sich selalu aja liat sisi negatif,,, liat donk sisi positifnya,, ,sd n smp gratis,,,BAGUS donk!!!malah bisa disebut hebat,, sekolah swasta mahal,,,yaa udah jangan masuk sekolah itu,,,toh fasilitas sekolah negeri gak kalah,,,tetep ada seorang presiden hasil didikan sekolah negeri SMA n KULIAH mahal,,,yaa cari beasiswa lah,,,buuuuaaanyyya aakkk banget!!!jangan putus asa!!! coba deh klo ngobrolin suatu masalah,kita coba analisis plus kasih solusi bukan cuma liat sisi negatif,,,gembar-gembor keburukan dari suatu keadaan,,alhasil ya masyarakat kita kekurung  sama paradigma negatif melulu!! BOSEN… “

Saat pertama kali membaca postingan tersebut saya cukup emosi, sebagai anak yang baru suka dengan dunia Pendidikan saya merasa tidak terima dengan pernyataan tersebut. Dengan mudahnya dia membuat pernyataan yang menurut saya pemikiran yang belum dipikirkan dengan matang. Balasan dari postingan tersebut cukup menunjukkan ketidaksenangan juga dengan pernyataan di atas.  Saya setuju dengan balasan tersebut, ada beasiswa bagi siswa yang kurang mampu, kuliah pun juga banyak beasiswa (meskipun dari pihak swasta). Ambil saja manfaat dari pihak yang membantu pendidikan di negara kita, siapa pun itu.

Ada yang menarik dari balasan salah satu member yang dapat dijadikan saran:

“Gimana kalo kita buat penawaran menyenangkan tapi beresiko? Kita bikin sekolah, dimulai dari SD dahulu… Ya kan dimulai dari yang kecil… Biaya total gratis, sumber dana nyari dari para donatur. Pendidikannya yang seimbang,, gak cuma nguatin otak kiri, tapi otak kanan dan otak kecil juga ^^
Tapi masuk sekolah itu ada kontraknya  dan ada beberapa syarat..

1. gak boleh bolos (walau dimanipulasi dengan “ijin ada urusan keluarga” sekalipun, lebih2 nyakit ngabur ke UKS dan pulang cepat)

2. nilainya ada thresholdnya dunk, …

Melanggar peraturan 2, ya berilah peringatan. Tentu saja jika berlarut-larut, dikenakan sanksi yang lebih berat. Melanggar peraturan 1, gak pake peringatan, hukumannya diwajibkan untuk membayar segala biaya pendidikan yang telah dikeluarkan lembaga untuknya ….”

Pendidikan gratis apakah gagal? Jawabannya ada pada diri Anda. Apakah Anda berpartisipasi pada dunia pendidikan? Apakah Anda peduli dengan pendidikan Indonesia?

Coba kita lihat sejenak cuplikan dari Harian Kompas:

JAKARTA, KOMPAS.com – Pendidikan dasar sembilan tahun gratis juga mencakup untuk siswa-siswa miskin di SD-SMP swasta. Penegasan itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo saat membuka acara sosialisasi program bantuan operasional sekolah (BOS) dari unsur sekolah dan masyarakat di Jakarta, Kamis (16/4).

”Sekolah di SD-SMP negeri saat ini bebas biaya atau gratis. Untuk sekolah swasta memang harus hati-hati. Akan tetapi, untuk siswa miskin harus gratis karena pemerintah sudah menyediakan dana BOS,” kata Bambang.

diknas